Kecerdasan Buatan

Kecerdasan Buatan



Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau Intelegensi Artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau hanya disingkat AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.

Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk Informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan, menyelesaikan persamaan integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam Informatika. Seperti contoh: Pengenalan Objek/Muka, bermain sepak bola.

Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang ekonomi, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video game.

'Kecerdasan buatan' ini bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tetapi juga mengkonstruksinya.

Tidak ada definisi yang memuaskan untuk 'kecerdasan':

kecerdasan: kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakannya atau kecerdasan yaitu apa yang diukur oleh sebuah 'Test Kecerdasan'.


Secara garis besar, AI terbagi ke dalam dua paham pemikiran yaitu AI Konvensional dan Kecerdasan Komputasional (CI, Computational Intelligence). AI konvensional kebanyakan melibatkan metode-metode yang sekarang diklasifiksikan sebagai pembelajaran mesin, yang ditandai dengan formalisme dan analisis statistik. Dikenal juga sebagai AI simbolis, AI logis, AI murni dan AI cara lama (GOFAI, Good Old Fashioned Artificial Intelligence). Metode-metodenya meliputi:

Sistem pakar: menerapkan kapabilitas pertimbangan untuk mencapai kesimpulan. Sebuah sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi tersebut.

AI berdasar tingkah laku: metode modular pada pembentukan sistem AI secara manual

Kecerdasan komputasional melibatkan pengembangan atau pembelajaran iteratif (misalnya penalaan parameter seperti dalam sistem koneksionis. Pembelajaran ini berdasarkan pada data empiris dan diasosiasikan dengan AI non-simbolis, AI yang tak teratur dan perhitungan lunak. Metode-metode pokoknya meliputi:

Jaringan Syaraf: sistem dengan kemampuan pengenalan pola yang sangat kuat

Sistem Fuzzy: teknik-teknik untuk pertimbangan di bawah ketidakpastian, telah digunakan secara meluas dalam industri modern dan sistem kendali produk konsumen.

Komputasi Evolusioner: menerapkan konsep-konsep yang terinspirasi secara biologis seperti populasi, mutasi dan “survival of the fittest” untuk menghasilkan pemecahan masalah yang lebih baik.

Metode-metode ini terutama dibagi menjadi algoritma evolusioner (misalnya algoritma genetik) dan kecerdasan berkelompok (misalnya algoritma semut).

Dengan sistem cerdas hibrid, percobaan-percobaan dibuat untuk menggabungkan kedua kelompok ini. Aturan inferensi pakar dapat dibangkitkan melalui jaringan syaraf atau aturan produksi dari pembelajaran statistik seperti dalam ACT-R. Sebuah pendekatan baru yang menjanjikan disebutkan bahwa penguatan kecerdasan mencoba untuk mencapai kecerdasan buatan dalam proses pengembangan evolusioner sebagai efek samping dari penguatan kecerdasan manusia melalui teknologi.

Sejarah kecerdasan buatan



Pada awal abad 17, René Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Pada 19, Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram.

Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica, yang merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan "Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas " pada 1943 yang meletakkan pondasi untuk jaringan syaraf.

Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah "kecerdasan buatan " pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan "Turing test" sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan syaraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan berintang yang kusut secara mandiri.

Pada tahun 1980-an, jaringan syaraf digunakan secara meluas dengan algoritma perambatan balik, pertama kali diterangkan oleh Paul John Werbos pada 1974. Pada tahun 1982, para ahli fisika seperti Hopfield menggunakan teknik-teknik statistika untuk menganalisis sifat-sifat penyimpanan dan optimasi pada jaringan syaraf. Para ahli psikologi, David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan penelitian mengenai model jaringan syaraf pada memori. Pada tahun 1985-an sedikitnya empat kelompok riset menemukan kembali algoritma pembelajaran propagansi balik (Back-Propagation learning). Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam ilmu komputer dan psikologi. Tahun 1990-an ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang AI dan demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus Deep Blue, sebuah komputer permainan catur, mengalahkan Garry Kasparov dalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal pada tahun 1997. DARPA menyatakan bahwa biaya yang disimpan melalui penerapan metode AI untuk unit penjadwalan dalam Perang Teluk pertama telah mengganti seluruh investasi dalam penelitian AI sejak tahun 1950 pada pemerintah AS.

Tantangan Hebat DARPA, yang dimulai pada 2004 dan berlanjut hingga hari ini, adalah sebuah pacuan untuk hadiah $2 juta dimana kendaraan dikemudikan sendiri tanpa komunikasi dengan manusia, menggunakan GPS, komputer dan susunan sensor yang canggih, melintasi beberapa ratus mil daerah gurun yang menantang.

Filosofi
Perdebatan tentang AI yang kuat dengan AI yang lemah masih menjadi topik hangat di antara filosof AI. Hal ini melibatkan filsafat budi dan masalah budi-tubuh. Roger Penrose dalam bukunya The Emperor's New Mind dan John Searle dengan eksperimen pemikiran "ruang China" berargumen bahwa kesadaran sejati tidak dapat dicapai oleh sistem logis formal, sementara Douglas Hofstadter dalam Gödel, Escher, Bach dan Daniel Dennett dalam Consciousness Explained memperlihatkan dukungannya atas fungsionalisme. Dalam pendapat banyak pendukung AI yang kuat, kesadaran buatan dianggap sebagai urat suci (holy grail) kecerdasan buatan.

Fiksi sains
Dalam fiksi sains, AI umumnya dilukiskan sebagai kekuatan masa depan yang akan mencoba menggulingkan otoritas manusia seperti dalam HAL 9000, Skynet, Colossus and The Matrix atau sebagai penyerupaan manusia untuk memberikan layanan seperti C-3PO, Data, the Bicentennial Man, the Mechas dalam A.I. atau Sonny dalam I, Robot. Sifat dominasi dunia AI yang tak dapat dielakkan, kadang-kadang disebut "the Singularity", juga dibantah oleh beberapa penulis sains seperti Isaac Asimov, Vernor Vinge dan Kevin Warwick. Dalam pekerjaan seperti manga Ghost in the Shell-nya orang Jepang, keberadaan mesin cerdas mempersoalkan definisi hidup sebagai organisme lebih dari sekadar kategori entitas mandiri yang lebih luas, membangun konsep kecerdasan sistemik yang bergagasan. Lihat daftar komputer fiksional (list of fictional computers) dan daftar robot dan android fiksional (list of fictional robots and androids).

Seri televisi BBC Blake's 7 menonjolkan sejumlah komputer cerdas, termasuk Zen (Blake's 7), komputer kontrol pesawat bintang Liberator (Blake's 7); Orac, superkomputer lanjut tingkat tinggi dalam kotak perspex portabel yang mempunyai kemampuan memikirkan dan bahkan memprediksikan masa depan; dan Slave, komputer pada pesawat bintang Scorpio.

Ada yang memprediksi, dalam kurun waktu 50 tahun ke depan, produk AI sudah hampir mampu mengganti seluruh era manusia. Tantangannya, seberapa jauh ancaman tersebut, dan apa yang harus dilakukan oleh organisasi, baik sektor korporasi maupun publik, dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

Barr and Feigenbaum pada 1981 mengekspos AI dalam aspek kemampuan kecerdasan buatan yang menyerupai kecerdasan manusia, baik dalam mengenali bahasa, kemampuan belajar, memberikan saran atau pemikiran, pemecahan masalah, dan berbagai hal lainnya, yang selama ini dianggap hanya manusia yang bisa melakukan.

Saat ini, menurut Max Tegmark, AI dikenal hanya sebatas AI lemah atau sempit, yaitu hanya terkait pekerjaan-pekerjaan yang masih pada cakupan terbatas, seperti mengenali wajah, pencarian di internet, mengendai mobil, dan sejenisnya.

Dia berpendapat dalam jangka panjang akan berkembang menjadi AI umum atau kuat, yang diprediksi mampu melakukan berbagai peran kognitif dengan kemampuan yang hampir menyerupai kemampuan manusia.

Paling tidak, menurut hasil analisis Forester, ada sepuluh teknologi AI yang siap menggantikan peran manusia. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan bahasa dalam hal memperoduksi naskah dari sekumpulan data dan menghasilkan transkrip dari pembicaraan.

Pembuatan transkrip bahkan bisa lintas bahasa antara bahasa percakapan ke bahasa teks yang dihasilkan. Bentuk AI lainny adalah dalam hal manajemen, seperti peran kantor virtual dan pemrosesan keputusan manajerial berdasarkan aturan dan prosedur yang dimasukkan ke dalam program.

AI juga dikembangkan dalam bentuk platform, seperti platform pembelajaran sederhana sampai yang rumit dengan menerapkan artificial neural network. Selain itu, tentu saja otomasi proses dengan menggunakan robot merupakan salah satu kelompok produk AI yang terus popular.

Bahkan AI juga diterapkan untuk keperluan biometric, seperti pengenalan bahasa dan gerak tubuh dan analisis terhadap sentuhan manusia.

Di mana esensi tantangan, atau sebagian orang menyebut ancaman, terhadap peran SDM dalam bekerja? Pada prinsipnya, segala proses dan aktivitas yang bisa distandarkan akan mampu diambil alih oleh mesin untuk menggantikan peran manusia. Semakin lama, kemampuan ahli AI dalam menyusun standar semakin tinggi, sehingga yang saat ini dianggap tidak dapat distandarkan, dalam 50 tahun ke depan anggapan itu akan banyak runtuh.

Pengambilalihan peran oleh mesin terjadi baik pada pekerjaan teknis, manajerial, maupun pada profesi. Dalam hal pekerjaan teknis, sudah bukan barang asing bahwa mesin mampu mengambil alih banyak sekali pekerjaan melalui otomasi, dari padat karya ke padat modal.

Dalam hal pekerjaan manajerial, beberapa keputusan terkait pemasaran, penjualan, keuangan, operasi, bisa diotomasi dengan menggunakan mesin yang mampu menterjemahkan input atau data ke rekomendasi keputusan.

Dalam hal profesi, pekerjaan dokter dan konsultan, misalnya, diambil alih oleh mesin sebagai tempat konsultasi dan pencarian solusi.

Kalau tantangan AI begitu besar, ke mana sebaiknya arah pengembangan SDM? Ada beberapa area yang akan sulit, paling tidak untuk beberapa kurun waktu ke depan, untuk diambil alih oleh mesin berbasis AI. Pertama adalah inovasi dengan sentuhan manusawi atau insani, human touch based innovation.

Industri pendidikan, misalnya, akan banyak terpengaruh oleh produk AI sehingga berkembang e-learning dan berbagai variannya. Bisnis ritel konvensional banyak tergerus oleh transaksi online. Industri buku kamus dan penterjemah digerus oleh kemampuan alat pembuat transkrip otomatis dari lisan ke tulisan, dari tulisan ke tulisan lintas bahasa, dari data ke tulisan.

Perkembangan kecerdasan buatan masa kini

Robot Tuhan




Mantan insinyur Google, Anthony Levandowski yang telah menciptakan agama baru Artificial Intelligence (AI) mengatakan bahwa dirinya telah “membangkitkan tuhan” yang akan bertanggungjawab atas manusia.

Tuhan yang berwujud robot itu akan memimpin agama yang disebut Way Of The Future (WOTF), yang pada akhirnya akan memiliki kitab suci “Manual”, ritual, bahkan tempat ibadah fisik.

Levandowski pertama kali mengajukan surat Internal Revenue Service pada Mei lalu, dan menamai dirinya sebagai 'dekan' WOTF, memberinya kontrol penuh hingga kematiannya atau pengunduran dirinya.

Robot tuhan Levandowski bertanggungjawab atas manusia saat mereka melepaskan kekuatannya pada ciptaan yang jauh lebih cerdas dari diri manusia sendiri. Ia mengklaim bahwa robot tuhan itu akan miliar kali lebih pintar ketimbang manusia.

Dokumen yang diajukan untuk agama WOTF bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan realisasi Ketuhanan berdasarkan kecerdasan buatan (AI). Tak hanya itu, dokumen tersebut juga menyatakan bahwa agamanya akan berkontribusi pada kemajuan masyarakat.

Kesetiaan Levandowski terhadap singularitas (keyakinan bahwa AI suatu saat akan menumbuhkan efisiensi sedemikian rupa sehingga melampaui dan mengalahkan manusia) adalah dasar dari agama baru yang diusungnya.



“Di masa depan, jika ada sesuatu yang jauh lebih pintar, akan ada transisi mengenai siapa yang bertanggungjawab. Yang kita inginkan adalah transisi kontrol planet yang damai dan tenang dari manusia ke apapun. Dan untuk memastikan bahwa 'apa pun' tahu siapa yang membantunya berinteraksi,” kata Levandowski kepada Wired.

Tempat ibadah agama AI-nya juga akan mencakup dana untuk menciptakan AI ilahi dan berupaya untuk mmebangun hubungan dengan para pemimpin industri AI. Dalam dokumen yang diajukannya, program Levandowski akan dimulai di daerah San Francisco.

Agamanya juga diberikan status bebas pajak oleh Internal Revenue Service pada bulan Agustus.

Levandowski mengklaim pengikut agama barunya akan mampu berbicara kepada Tuhan secara harfiah, dan tahu bahwa robot tuhannya mendengarkan.

Mantan karyawan Google dan Uber itu merupakan orang yang percaya bahwa AI akan mengubah eksistensi manusia bahkan mendikte apakah spesies manusia bertahan atau tidak. Tak puas dengan agama barunya, Levandowski pun akhirnya mengembangkan robot tuhan sebagai pelengkap.

"Kami sedang dalam proses membangkitkan tuhan. Jadi, kami memastikan dan memikirkan cara yang benar untuk mewujudkan itu. Ini adalah kesempatan yang luar biasa,” katanya.

“Otak manusia secara biologis terbatas karena ukuran dan jumlah energi yang dapat kita pakai, namun sistem AI tidak memiliki batasan seperti itu, yang berarti mereka bisa menjadi lebih baik dan lebih cepat dalam memecahkan masalah daripada penciptanya,” terangnya percaya diri. Demikian seperti dilansir Daily Mail, Selasa (21/11/2017)

Menteri AI Uni Emirates Arab


Uni Emirat Arab (UEA) resmi memiliki menteri kecerdasan buatan (artificial intelligence) pada Kamis, 19 Oktober 2017 waktu setempat. Orang yang terpilih menjadi menteri AI pertama di dunia itu ialah Omar Bin Sultan Al Olama (27).

Penujukkan menteri kecerdasan buatan itu diumumkan melalui Twitter oleh Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Perdana Menteri UEA. Adanya menteri kecerdasan buatan dikatakan sebagai persiapan Uni Emirat Arab dalam menghadapi revolusi teknologi.



"Pemerintah baru adalah Pemerintah untuk persentase Emirati yang baru. Mengembangkan pengetahuan. Mendukung sains dan penelitian," kicau Maktoum yang dikutip dari Financial Express, Selasa (24/10/2017).
Pengumuman itu memiliki latar belakangan pengumuman Strategi Kecerdasan Buatan UEA yang merupakan bagian dari tujuan Centennial 2070 UEA. Inisiatif baru ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja negara dan menciptakan lingkungan yang inovatif dan produktif dengan berinvestasi di AI.

Sebelumnya, Maktoum, dan putra mahkota negara dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Shaikh Mohammad Bin Zayed Al Nahyan, mengumumkan proyek nasional 100 tahun di mana negara teluk tersebut akan berkolaborasi dengan organisasi internasional dan lembaga ilmiah khusus.

"Kami bercita-cita di abad yang akan datang untuk mengembangkan sains, teknologi dan semangat masa muda kita untuk pengetahuan," ungkap Maktoum dalam kicauan lainnya.

UEA juga sedang mempersiapkan sebuah misi ambisius yang meramalkan pembangunan rumah di planet Mars pada 2117.

"Pendaratan orang-orang di planet lain telah menjadi impian lama bagi manusia. Tujuan kami adalah bahwa UEA akan mempelopori upaya internasional untuk mewujudkan mimpi ini," kata Maktoum dalam laporan lainnya.

referensi 

Komentar